BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pengetahuan
tentang populasi sebagai bagian dari penetahuan ekologi telah berkembang
menjadi semakin luas. Dinamika populasi tampaknya telah berkembang menjadi
pengetahuan yang dapat berdiri sendiri. Dalam perkembangannya pengetahuan itu
banyak mengembangkan kaidah-kaidah matematika terutama dalam pembahasan
kepadatan dan pertumbuhan populasi. Pengembangan kaidah-kaidah matematika itu
sangat berguna untuk menentukan dan memprediksikan pertumbuhan populasi organisme
di masa yang akan datang. Penggunaan kaidah matematika itu tidak hanya
memperhatikan pertumbuhan populasi dari satu sisi yaitu jenis organisme yang di
pelajari, tetapi juga memperhatikan adanya pengaruh dari faktor-faktor
lingkungan, baik biotik maupun abiotik. Pengetahuan tentang dinamika populasi
menyadarkan orang untuk mengendalikan populasi dari pertumbuhan meledak ataupun
punah.
Populasi juga mempunyai sejarah
hidup dalam arti mereka tumbuh, mendadakan pembedaan dan memelihara diri
seperti yang di lakukan organisme. Di samping itu populasi juga mempunyai
organisasi dan struktur yang dapat dilukiskan. Tetapi ada kalanya dalam praktek
sehari-hari, pengertian populasi itu dinyatakan dalam pengertian heterospesies
dan polispesies.
1.2 Rumusan
Masalah
Adapun
rumusan masalah dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana
paparan populasi lokal dan ras ekologi ?
2. Bagaimana
pola penyebaran individu ?
3. Bagaimana
densitas dan pola ?
4. Bagaimana
demografi tumbuhan ?
1.3 Tujuan
Adapaun
tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk
mengetahui populasi lokal dan ras ekologi
2. Untuk
mengetahui pola penyebaran individu
3. Untuk
mengetahui pola penyebaran individu
4. Untuk
mengetahui densitas dan pola
5. Untuk
mengetahui demografi tumbuhan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Populasi
Populasi
adalah kumpulan individu dari suatu jenis organisme. Pengertian ini dikemukakan
untuk menjelaskan bahwa individu- individu suatu jenis organisme dapat tersebar
luas di muka bumi, namun tidak semuanya dapat saling berhubungan untuk
mengadakan perkawinan atau pertukaran informasi genetik, karena tempatnya
terpisah. Individu- individu yang hidup disuatu tempat tertentu dan antara
sesamanya dapat melakukan perkawinan sehingga dapat mengadakan pertukaran
informasi genetik dinyatakan sebagai satu kelompok yang disebut populasi.
2.2 Populasi Lokal
dan Ras Ekologi
Dalam situasi tertentu sekelompok individu ada kemungkinan secara genetika
terisolasi, persilangan hanya memungkinkan terjadi diantara anggota kelompok
itu sendiri. Kelompok organisma-organisma yang terisolasi tersebut biasanya
disebut ”populasi lokal”. Populasi lokal
adalah merupakan unit dasar dalam proses evolusi, pertukaran gena terjadi
secara terus-menerus dalam waktu yang relatif lama shingga terjadi struktur
gena yang khusus untuk kelompok tersebut dan akan berbeda dengan struktur gena
populasi lokal lainnya meski untuk species yang sama. Hal ini dikarenakan
adanya seleksi alami yang beroperasi terhadapnya, sehingga menghasilkan
individu-individu dengan susunan gena yang memberi kemungkinan untuk bertahan
terhadap lingkungan lokal, dan akan berkembang dalam jumlah yang semakin banyak
jika dibandingkan dengan individu-individu yang tidak tahan.
Salah satu jalan suatu populasi lokal dapat teradaptasi terhadap suatu
lingkungan adalah dengan pengembangan dan pengelolaan diversitas genetikanya
melalui reproduksi seksual dalam populasi.Hasilnya adalah sekelompok atau
susunan individu-individu yang masing-masing berbeda dalam toleransinya
terhadap lingkungan, salah satunya ada kemungkinan mempunyai kemampuan yang
sangat baik dalam toleransinya terhadap kondisi lingkungan yang ekstrim
daripada rata-rata anggota populasi lainnya.Dengan demikian kehetrogenan
struktur gena dari anggota populasi mempersiapkan populasi terhadap
kehancurnnya akibat lingkungan, misal terhadap kemarau yang panjang.
Hal yang sejalan terjadi pula dalam kurun waktu yang relatif lama dan lamban
sebagai reaksi terhadap perubahan iklim, dalam hal ini bisa ratusan bahkan
ribuan tahun. Dengan demikian keheterogenan struktur gena merupakan cara dalam
mempertahankan hidup atau kelulusan hidup, dan ini sebagai mekanisma
teradaptasinya suatu populasi akibat seleksi alami.
Dalam suatu kawasan yang secara umum
mempunyai kondisi yang relatif sama, populasi lokal dari species yang ada
berkecenderungan untuk memperlihatkan toleransi terhadap lingkungan yang
relatif sama pula, tetapi akan berbeda toleransinya dengan species lokal
lainnya (dari species yang sama) yang berada pada kondisi iklim yang berbeda. Jadi suatu ras ekologi adalah juga populasi lokal yang
terbentuk oleh karakteritika individu-individunya.
Dua pendekatan dalam kajian populasi
ini, yaitu melalui ekologi populasi yang mendalami pertumbuhan suatu populasi
dan interaksi diantara populasi-populasi yang berhubungan erat di dalam
pengaruh faktor lingkungan yang terkontrol ataupun tidak terkontrol.Pendekatan
lainnya yaitu mempelajari satu atau lebih populasi lokal dari suatu species
dalam usaha untuk mempelajari genetika species sebagai penentu toleransinya
terhadap kondisi lingkungannya, kajian ini disebut ekologi gena atau ekologi
fisiologi perbandingan.
Besarnya suatu populasi di suatu
kawasan tertentu biasanya dinyatakan dalam suatu peristilahan kerapatan atau
kepadatan populasi. Kerapatan populasi dapat dinyatakan dalam: jumlah individu
persatuan luas, atau dapat pula dinyatakan dalam biomasa persatuan luas (bila
populasi tersebut dibentuk oleh individu-individu dengan ukuran berbeda, ada
kecambah, ada anakan dan tumbuhan dewasa serta tumbuhan tua).
Dalam
perjalanan waktu suatu populasi besarannya akan mengalami perubahan. Dalam
mempelajari perubahan-perubahan ini pengertian kecepatan memegang peranan
penting, dan perubahan populasi ini sangat ditentukan oleh berbagai faktor
(kelahiram atau regenerasi: kematian, perpindahan masuk, dan perpindahan
keluar). Besarnya populasi tumbuhan di alam sangat ditentukan oleh kapasitas
tampungnya, yaitu jumlah terbanyak individu yang dapat ditampung dalam suatu
ekosistem dimana organisma itu masih dapat hidup. Dalam keadaan ini persaingan
intra species adalah dalam keadaan maksimal yang dapat ditanggung oleh organisma
tersebut. Berbagai faktor sebagai pendorong untuk terjadinya fluktuasi ini,
yaitu: perubahan musim yang menyebabkan perubahan-perubahan faktor fisika dan
mungkin juga kimia lingkungannya. Contoh yang menarik adalah kenaikan jumlah
plankton yang sangat menyolok pada musim tertentu, disebut ”plankton bloom”.
2.3 Pola
Penyebaran Individu
Penyebaran
adalah pola tata ruang individu yang satu relative terhadap yang lain dalam
populasi. Penyebaran atau distribusi tumbuhan dalam suatu
populasi bisa bermacam-macam, pada umumnya memperlihatkan tiga pola penyebaran,
yaitu
- Penyebaran
secara acak , jarang terdapat di alam. Penyebaran ini biasanya terjadi
apabila faktor lingkungan sangat beragam untuk seluruh daerah dimana
populasi berada, selain itu tidak ada sifat-sifat untuk berkelompok dari
organisme tersebut. Dalam tumbuhan ada bentuk-bentuk organ tertentu yang
menunjang untuk terjadinya pengelompkan tumbuhan.
- Penyebaran
secara merata, umumnya terdapat pada tumbuhan. Penyebaran semacam ini
terjadi apabila ada persaingan yang kuat antara individu-individu dalam
populasi tersebut. Pada tumbuhan misalnya persaingan untuk mendapatkan
nutrisi dan ruang.
- Penyebaran
secara berkelompok, adalah yang paling umum di alam, terutama untuk hewan.
Pengelompokan ini disebabkan oleh berbagai hal:
1.
Respon dari organisme terhadap perbedaan
habitat secara lokal
2.
Respon dari organisme terhadap perubahan
cuaca musiman akibat dari cara atau proses reproduksi atau regenerasi.
Gambar :
Pola Penyebaran Individu Tumbuhan
Penyebaran populasi merupakan
pergerakan individu ke dalam atau keluar dari populasi. Penyebaran populasi
berperan penting dalam penyebaran secara geografi dari tumbuhan, hewan atau
manusia ke suatu daerah dimana mereka belum menempatinya. Penyebaran populasi
dapat disebabkan karena dorongan mencari makanan, menghindarkan diri dari
predator, pengaruh iklim, terbawa air/angin, kebiasaan kawin dan faktor fisik
lainnya.
Penyebaran
populasi melalui 3 cara yaitu (Taufik, 2009) :
a. Emigrasi :
merupakan pola pergerakan individu keluar
daerah populasinya ke tempat lain, dan tinggal permanen ditempat
barunya.
b. Imigrasi :
merupakan pola penyebaran individu ke dalam suatu daerah populasi lain dan
individu tersebut menetap menetap ditempat baru.
c. Migrasi :
merupakan pola pergerakan individu dua arah, keluar dan masuk atau pergi dan
datang secara periodik selama kondisi lingkungan tidak menguntungkan sehingga
individu suatu populasi akan berpindah tempat. Migrasi ini dapat terjadi secara
musiman atau tahunan.
Penyebaran membantu natalitas dan
mortalitas di dalam memberi wujud bentuk pertumbuhan dan kepadatan populasi. Di
dalam kebanyakan kasus beberapa individu atau hasil-hasil refroduktifnya secara
tetap meninggalkan atau memasuki populasi (Odum, 1994).
2.4 Densitas
dan Pola
Densitas adalah jumlah individu per satuan area
tertentu, sebagai contoh adalah 300 pohon Sacharum
oficinarum/ha. Cara perhitungan densitas tidak dengan menghitung semua
individu yang ada dalam suatu area. Cara
yang digunakan adalah dengan menggunakan sampling area. Luas sampling area
adalah 1% dari luas area total yang diamati.
Pengamatan area sampling dilakukan
secara acak dengan penggunakan kuadrat. Kuadrat adalah sembarang bentuk yang
diberi batas dalam suatu vegetasi, sehingga penutup seperti densitas dan
dominansi dapat diperkirakan ataupun dihitung.
Ukuran
kuadrat sangat tergantung pada tipe vegetasi yang diamati. Pada tumbuhan yang
anual dengan homogenitas yang tinggi maka ukuran kuadrat dapat sangat kecil,
sedangkan pada pohon dapat digunakan ukuran 10-50 m dalam satu sisi.
Densitas dapat ditinjau dengan tanpa melihat
masing-masing jenis, data seperti ini bisa digunakan untuk menghitung jumlah
rata-rata individu dari total cuplikan. Perincian densitas per jenis, menunjukkan populasi masing-masing
jenis dan apabila dikaitkan dengan persebaran ukuran seluruh individu dari
masing-masing jenis, diperoleh informasi tentang strategi regenerasi atau untuk
upaya pengelolaan dan usaha konservasinya, namun data densitas tidak akan
berguna tanpa identitas atau informasi dari data yang lain. Densitas suatu
spesies merupakan suatu ukuran yang statis, data yang diperoleh tidak dapat
mengungkap interaksi dinamik yang terjadi pada anggota spesies tersebut.
Pola adalah distribusi menurut
ruang. Data pola penyebaran tumbuhan dapat memberi nilai tambah pada data
densitas dari suatu spesies tumbuhan. Pola penyebaran tumbuhan dalam suatu
wilayah dapat dikelompokan menjadi tiga yaitu:
a. Acak
Pola peneyebaran secara acak dapat dilihat jika
jarak , lokasi, sembarang tumbuhan tidak mempunyai arah dan posisi terhadap
lokasi spesies yang sama.
b. Mengelompok
Pola penyebaran mengelompok
(Agregated atau undispersed), menunjukan bahwa hadirnya suatu tumbuhan akan
memberikan indikasi untuk menemukan tumbuhan yang sejenis. Anggota tumbuhan
yang ditemukan lebih banyak ditemukan secara mengelompok dikarenakan ada
beberapa alasan :
1) Reproduksi tumbuhan
yang menggunkan
a.
ruuner atau rimpang.
b.
Reproduksi tumbuhan yang menggunakan biji
cenderung jatuh di sekitar induk.
2) Lingkungan /habitat mikro pada tiap spesies yang
mempunyai kesamanan pada anggota spesies. Habitat dikatakan homogen pada
lingkungan makro, namun pada lingkungan mikro sangat berbeda. Mikrositus yang
paling cocok untuk suatu spesies cenderung
ditempati lebih padat untuk spsies yang sama.
c. Teratur
Pola penyebaran
teratur jika secara reguler dapat ditemui pada perkebunan, agricultur yng lebih diutamakan efektifitas dan
efisiensi lahan.
Cara
pengukuran pola
Bebrapa pengukuran
pola diantaranya adalah:
a. Menggunaan kuadrat acak.
Pemanfaatan jumlah individu
yang berakar dalam tanah dihitung dalam kuadrat dan merupakan data pengamatan.
(observed). Data harapan dihitung dengan rumus Poison yang hanya memerlukan
jumlah rata rata tumbuhan per kuadrat.
Perbedaan antara data pengamatan daengan data harapan dinalisis dengan chi
square. Contoh perhitungan dengan analisis Poison untuk setiap spesies adalah
sebagai berikut:
Tabel 3 : Analisis
pola penyebaran spesies dengan menggunakan rumus Poison
Jumlah tumbuhan
per kuadrat
|
Pengamatan jumlah
kuadrat dengan x tumbuhan
|
Haraopan
Jumlah kuadrat dengan x
tumbuhan = e -m (mx /X!) (100)
|
X2
(Pengamatan –Harapan) 2
Harapan
|
0
|
13
|
21.0
|
3.0
|
1
|
51
|
32.8
|
10.1
|
2
|
23
|
25.6
|
0.3
|
3
|
3
|
13.3
|
8.0
|
4
|
0 10
|
5.20
|
-
|
5
|
10
|
1.60
|
1.5
|
Total
|
100
|
99.5
|
Σχ 2=22.9
|
Analisis dengan menggunakan kuadrat
acak ini memerlukan minimal 100 kuadrat yang diletakan secara acak. Ukuran plot
disesuikan dengan tipe life form. Tumbuhan yang dianalisis sebaiknya adalah
tumbuhan yang tunggal seperti spesies Elepanthus, Tridaks procumben.
Pengelompokan dengan menggunakan klas
skala B-B yang terdiri dari enam kelas
Asumsi sebaran Tumbuhan secara umum adalah mengelompok, sehingga Ho:
dikatakan sebagai spesies tumbuhan X adalah tidak mengelompok. Penggunaan rumus
poison memerlukan jumlah rerata tumbuhan per juadrat (m), bilangan konstanta
e = 2,7183, sehingga e -m = 0,21
Berdasarkan harga Σχ 2=22.9 dokonfirmasikan dengan tabel χ 2
dengan derajad bebas 3 = 11,34, maka nilai χ 2 hitung
=22.9> χ 2 tabel = 11,34. Ho ditolak, artinya HA diterima berarti tumbuhan tsb hidup secara
mengelompok.
b. menggunakan
metode jarak
Metode
jarak dapat digunakan dalam perhitungan pola dengan tidak menggunakan plot.
Jarak antara tumbuhan yang salaing berdekatan dihitung dan akan dipelajari
dalam teknik sampling pada bab kemudian.
c. Frekuensi
Frekuensi dapat digunakan untuk menaksir pola,
dimana frekuensi adalah jumlah kuadrat yang berisi spesies tumbuhan tertentu.
Jika ada 50 kuadrat yang ditempatkan dilapangan area pengamatan dan 25
diantaranya ditandai dengan hadirnya spesies tertentu maka frekuensi tumbuhan
tersebut adalah 50%.
Berdasarkan densitas dan frekuensi dapat juga
digunakan sebagai prediksi untuk pola spesies tumbuhan. Sebagai contoh adalah
jika angka densitas tinngi dan frekuensi rendah maka dapat diasumsikan bahwa
tumbuhan tersebut adalah mengelompok, demian juga sebaliknya. Tetapi
penggunakan densitas dan frekuensi adalah ukuran yang tidak independen karena
masih ada faktor lain yaitu luas kuadrat yang digunakan berpengaruh terhadap frekuensi
yang hadir dalam kuadrat.
2.5 Demografi Tumbuhan
Demografi tumbuhan
adalah perubahan dalam ukuran populasi
menurut waktu. Demografi
dapat dipelajari dengan cara menentukan laju kelahiran, dan kematian tiap umur
dalam populasi . Melalui demografi dapat diproyeksikan lama hidup suatu tumbuhan, kapan
bereproduksi, seberapa banyak jumlah anak, serta perubahan yang terjadi dalam
populasi dalam satuan waktu tertentu.
Demografi tumbuhan
dapat dikaji dengan memakai model waktu kontinu atau model matriks untuk
mengungkapkan konsekuensi variasi dalam laju kelahiran dan laju kematian suatu
populasi.
Model
Continuous Time adalah model yang digunakan untuk
menentukan jumlah tumbuhan yang ada dalam beberapa waktu mendatang. Pada model
ini individu berkembang tidak dibatasi oleh lingkungan seperti kompetisi dan
keterbatasan akan suplai makanan. Laju perubahan populasi dapat dihitung jika
banyaknya kelahiran, kematian dan migrasi diketahui. Prediksi bahwa jumlah
populasi akan tumbuh secara kontinu pertama kali dicetuskan oleh Malthus
(1798).
Model Kontinu dapat diakumulasikan menggunakan persamaan :
Nt+1= Nt + B+I-D-E
Nt :
jumlah populasi tumbuhan yang ada dalam waktu t.
B
: jumlah kelahiran per satuan waktu
I :
jumlah kedatangan per satuan waktu
D :
jumlah kematian persatuan waktu
E :
jumlah populasi yang keluar per satuan waktu.
Model Matriks
Model matriks adalah suatu model yang
mengijinkan penentuan pertumbuhan populasi dalam tumbuhan dengan perhitungan
periode waktu tegas, dan fase yang dapat ditentukan dari searah hidup tumbuhan.
·
Matriks Kolom
Matriks kolom adalah matriks yang hanya terdiri dari satu kolom
,sedangkan matriks baris adalah matriks yang hanya terdiri dari satu
baris.Misalnya, jumlah biji (N_ ), dalam bank biji. Jumlah tumbuhan dalam
bentuk roset (N_ ) dan jumlah tumbuhan dalam fase berbunga (N+ )
·
Matriks Transisi
Suatu matriks transisi untuk tiga stadia pertumbuhan adalah bentuk
segi empat dan terdiri atas grup nilai probabilitas yang menyajikan perubahan
di mana tumbuhan dalam stadia perkembangan tertentu akan sampai stadia
perkembangan berbeda ( tetap tinggal sama ) selama waktu antara tanggal sensus
populasi.
0 komentar:
Posting Komentar