Senin, 03 Desember 2012

MAKALAH EKOLOGI TUMBUHAN POPULASI


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Pengetahuan tentang populasi sebagai bagian dari penetahuan ekologi telah berkembang menjadi semakin luas. Dinamika populasi tampaknya telah berkembang menjadi pengetahuan yang dapat berdiri sendiri. Dalam perkembangannya pengetahuan itu banyak mengembangkan kaidah-kaidah matematika terutama dalam pembahasan kepadatan dan pertumbuhan populasi. Pengembangan kaidah-kaidah matematika itu sangat berguna untuk menentukan dan memprediksikan pertumbuhan populasi organisme di masa yang akan datang. Penggunaan kaidah matematika itu tidak hanya memperhatikan pertumbuhan populasi dari satu sisi yaitu jenis organisme yang di pelajari, tetapi juga memperhatikan adanya pengaruh dari faktor-faktor lingkungan, baik biotik maupun abiotik. Pengetahuan tentang dinamika populasi menyadarkan orang untuk mengendalikan populasi dari pertumbuhan meledak ataupun punah.
Populasi juga mempunyai sejarah hidup dalam arti mereka tumbuh, mendadakan pembedaan dan memelihara diri seperti yang di lakukan organisme. Di samping itu populasi juga mempunyai organisasi dan struktur yang dapat dilukiskan. Tetapi ada kalanya dalam praktek sehari-hari, pengertian populasi itu dinyatakan dalam pengertian heterospesies dan polispesies.

1.2 Rumusan Masalah
            Adapun rumusan masalah dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Bagaimana paparan populasi lokal dan ras ekologi ?
2.      Bagaimana pola penyebaran individu ?
3.      Bagaimana densitas dan pola ?
4.      Bagaimana demografi tumbuhan ?


1.3 Tujuan
            Adapaun tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Untuk mengetahui populasi lokal dan ras ekologi
2.      Untuk mengetahui pola penyebaran individu
3.      Untuk mengetahui pola penyebaran individu
4.      Untuk mengetahui densitas dan pola
5.      Untuk mengetahui demografi tumbuhan









                    









BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Populasi
Populasi adalah kumpulan individu dari suatu jenis organisme. Pengertian ini dikemukakan untuk menjelaskan bahwa individu- individu suatu jenis organisme dapat tersebar luas di muka bumi, namun tidak semuanya dapat saling berhubungan untuk mengadakan perkawinan atau pertukaran informasi genetik, karena tempatnya terpisah. Individu- individu yang hidup disuatu tempat tertentu dan antara sesamanya dapat melakukan perkawinan sehingga dapat mengadakan pertukaran informasi genetik dinyatakan sebagai satu kelompok yang disebut populasi.
2.2 Populasi Lokal dan Ras Ekologi
            Dalam situasi tertentu sekelompok individu ada kemungkinan secara genetika terisolasi, persilangan hanya memungkinkan terjadi diantara anggota kelompok itu sendiri. Kelompok organisma-organisma yang terisolasi tersebut biasanya disebut ”populasi lokal”. Populasi lokal adalah merupakan unit dasar dalam proses evolusi, pertukaran gena terjadi secara terus-menerus dalam waktu yang relatif lama shingga terjadi struktur gena yang khusus untuk kelompok tersebut dan akan berbeda dengan struktur gena populasi lokal lainnya meski untuk species yang sama. Hal ini dikarenakan adanya seleksi alami yang beroperasi terhadapnya, sehingga menghasilkan individu-individu dengan susunan gena yang memberi kemungkinan untuk bertahan terhadap lingkungan lokal, dan akan berkembang dalam jumlah yang semakin banyak jika dibandingkan dengan individu-individu yang tidak tahan.
            Salah satu jalan suatu populasi lokal dapat teradaptasi terhadap suatu lingkungan adalah dengan pengembangan dan pengelolaan diversitas genetikanya melalui reproduksi seksual dalam populasi.Hasilnya adalah sekelompok atau susunan individu-individu yang masing-masing berbeda dalam toleransinya terhadap lingkungan, salah satunya ada kemungkinan mempunyai kemampuan yang sangat baik dalam toleransinya terhadap kondisi lingkungan yang ekstrim daripada rata-rata anggota populasi lainnya.Dengan demikian kehetrogenan struktur gena dari anggota populasi mempersiapkan populasi terhadap kehancurnnya akibat lingkungan, misal terhadap kemarau yang panjang.
            Hal yang sejalan terjadi pula dalam kurun waktu yang relatif lama dan lamban sebagai reaksi terhadap perubahan iklim, dalam hal ini bisa ratusan bahkan ribuan tahun. Dengan demikian keheterogenan struktur gena merupakan cara dalam mempertahankan hidup atau kelulusan hidup, dan ini sebagai mekanisma teradaptasinya suatu populasi akibat seleksi alami.
Dalam suatu kawasan yang secara umum mempunyai kondisi yang relatif sama, populasi lokal dari species yang ada berkecenderungan untuk memperlihatkan toleransi terhadap lingkungan yang relatif sama pula, tetapi akan berbeda toleransinya dengan species lokal lainnya (dari species yang sama) yang berada pada kondisi iklim yang berbeda. Jadi suatu ras ekologi adalah juga populasi lokal yang terbentuk oleh karakteritika individu-individunya.
Dua pendekatan dalam kajian populasi ini, yaitu melalui ekologi populasi yang mendalami pertumbuhan suatu populasi dan interaksi diantara populasi-populasi yang berhubungan erat di dalam pengaruh faktor lingkungan yang terkontrol ataupun tidak terkontrol.Pendekatan lainnya yaitu mempelajari satu atau lebih populasi lokal dari suatu species dalam usaha untuk mempelajari genetika species sebagai penentu toleransinya terhadap kondisi lingkungannya, kajian ini disebut ekologi gena atau ekologi fisiologi perbandingan.
Besarnya suatu populasi di suatu kawasan tertentu biasanya dinyatakan dalam suatu peristilahan kerapatan atau kepadatan populasi. Kerapatan populasi dapat dinyatakan dalam: jumlah individu persatuan luas, atau dapat pula dinyatakan dalam biomasa persatuan luas (bila populasi tersebut dibentuk oleh individu-individu dengan ukuran berbeda, ada kecambah, ada anakan dan tumbuhan dewasa serta tumbuhan tua).
Dalam perjalanan waktu suatu populasi besarannya akan mengalami perubahan. Dalam mempelajari perubahan-perubahan ini pengertian kecepatan memegang peranan penting, dan perubahan populasi ini sangat ditentukan oleh berbagai faktor (kelahiram atau regenerasi: kematian, perpindahan masuk, dan perpindahan keluar). Besarnya populasi tumbuhan di alam sangat ditentukan oleh kapasitas tampungnya, yaitu jumlah terbanyak individu yang dapat ditampung dalam suatu ekosistem dimana organisma itu masih dapat hidup. Dalam keadaan ini persaingan intra species adalah dalam keadaan maksimal yang dapat ditanggung oleh organisma tersebut. Berbagai faktor sebagai pendorong untuk terjadinya fluktuasi ini, yaitu: perubahan musim yang menyebabkan perubahan-perubahan faktor fisika dan mungkin juga kimia lingkungannya. Contoh yang menarik adalah kenaikan jumlah plankton yang sangat menyolok pada musim tertentu, disebut ”plankton bloom”.

2.3 Pola Penyebaran Individu
Penyebaran adalah pola tata ruang individu yang satu relative terhadap yang lain dalam populasi. Penyebaran atau distribusi tumbuhan dalam suatu populasi bisa bermacam-macam, pada umumnya memperlihatkan tiga pola penyebaran, yaitu
  1. Penyebaran secara acak , jarang terdapat di alam. Penyebaran ini biasanya terjadi apabila faktor lingkungan sangat beragam untuk seluruh daerah dimana populasi berada, selain itu tidak ada sifat-sifat untuk berkelompok dari organisme tersebut. Dalam tumbuhan ada bentuk-bentuk organ tertentu yang menunjang untuk terjadinya pengelompkan tumbuhan.
  2. Penyebaran secara merata, umumnya terdapat pada tumbuhan. Penyebaran semacam ini terjadi apabila ada persaingan yang kuat antara individu-individu dalam populasi tersebut. Pada tumbuhan misalnya persaingan untuk mendapatkan nutrisi dan ruang.
  3. Penyebaran secara berkelompok, adalah yang paling umum di alam, terutama untuk hewan. Pengelompokan ini disebabkan oleh berbagai hal:
1.      Respon dari organisme terhadap perbedaan habitat secara lokal
2.      Respon dari organisme terhadap perubahan cuaca musiman akibat dari  cara atau proses reproduksi atau regenerasi.







Gambar : Pola Penyebaran Individu Tumbuhan
Penyebaran populasi merupakan pergerakan individu ke dalam atau keluar dari populasi. Penyebaran populasi berperan penting dalam penyebaran secara geografi dari tumbuhan, hewan atau manusia ke suatu daerah dimana mereka belum menempatinya. Penyebaran populasi dapat disebabkan karena dorongan mencari makanan, menghindarkan diri dari predator, pengaruh iklim, terbawa air/angin, kebiasaan kawin dan faktor fisik lainnya.
Penyebaran populasi melalui 3 cara yaitu (Taufik, 2009) :
a.    Emigrasi : merupakan pola pergerakan individu keluar  daerah populasinya ke tempat lain, dan tinggal permanen ditempat barunya.
b.   Imigrasi : merupakan pola penyebaran individu ke dalam suatu daerah populasi lain dan individu tersebut menetap menetap ditempat baru.
c.    Migrasi : merupakan pola pergerakan individu dua arah, keluar dan masuk atau pergi dan datang secara periodik selama kondisi lingkungan tidak menguntungkan sehingga individu suatu populasi akan berpindah tempat. Migrasi ini dapat terjadi secara musiman atau tahunan.
Penyebaran membantu natalitas dan mortalitas di dalam memberi wujud bentuk pertumbuhan dan kepadatan populasi. Di dalam kebanyakan kasus beberapa individu atau hasil-hasil refroduktifnya secara tetap meninggalkan atau memasuki populasi (Odum, 1994).

2.4 Densitas dan Pola
Densitas adalah jumlah individu per satuan area tertentu, sebagai contoh adalah 300 pohon Sacharum oficinarum/ha. Cara perhitungan densitas tidak dengan menghitung semua individu yang ada dalam suatu area.  Cara yang digunakan adalah dengan menggunakan sampling area. Luas sampling area adalah 1% dari luas area total yang diamati.
   Pengamatan area sampling dilakukan secara acak dengan penggunakan kuadrat. Kuadrat adalah sembarang bentuk yang diberi batas dalam suatu vegetasi, sehingga penutup seperti densitas dan dominansi dapat diperkirakan ataupun dihitung.
   Ukuran kuadrat sangat tergantung pada tipe vegetasi yang diamati. Pada tumbuhan yang anual dengan homogenitas yang tinggi maka ukuran kuadrat dapat sangat kecil, sedangkan pada pohon dapat digunakan ukuran 10-50 m dalam satu sisi.
Densitas dapat ditinjau dengan tanpa melihat masing-masing jenis, data seperti ini bisa digunakan untuk menghitung jumlah rata-rata individu dari total cuplikan. Perincian densitas  per jenis, menunjukkan populasi masing-masing jenis dan apabila dikaitkan dengan persebaran ukuran seluruh individu dari masing-masing jenis, diperoleh informasi tentang strategi regenerasi atau untuk upaya pengelolaan dan usaha konservasinya, namun data densitas tidak akan berguna tanpa identitas atau informasi dari data yang lain. Densitas suatu spesies merupakan suatu ukuran yang statis, data yang diperoleh tidak dapat mengungkap interaksi dinamik yang terjadi pada anggota spesies tersebut.
Pola adalah distribusi menurut ruang. Data pola penyebaran tumbuhan dapat memberi nilai tambah pada data densitas dari suatu spesies tumbuhan. Pola penyebaran tumbuhan dalam suatu wilayah dapat dikelompokan menjadi tiga yaitu:
a.    Acak
Pola  peneyebaran secara acak dapat dilihat jika jarak , lokasi, sembarang tumbuhan tidak mempunyai arah dan posisi terhadap lokasi spesies yang sama.

b.    Mengelompok
Pola penyebaran mengelompok (Agregated atau undispersed), menunjukan bahwa hadirnya suatu tumbuhan akan memberikan indikasi untuk menemukan tumbuhan yang sejenis. Anggota tumbuhan yang ditemukan lebih banyak ditemukan secara mengelompok dikarenakan ada beberapa alasan :
1)   Reproduksi tumbuhan yang menggunkan
a.         ruuner atau rimpang.
b.        Reproduksi tumbuhan yang menggunakan biji cenderung jatuh di sekitar induk.
2) Lingkungan /habitat mikro pada tiap spesies yang mempunyai kesamanan pada anggota spesies. Habitat dikatakan homogen pada lingkungan makro, namun pada lingkungan mikro sangat berbeda. Mikrositus yang paling cocok untuk suatu spesies cenderung  ditempati lebih padat untuk spsies yang sama.
c.  Teratur
Pola penyebaran teratur jika secara reguler dapat ditemui pada perkebunan, agricultur  yng lebih diutamakan efektifitas dan efisiensi lahan.

Cara pengukuran pola
Bebrapa pengukuran pola diantaranya adalah:
a.    Menggunaan kuadrat acak.
Pemanfaatan jumlah individu yang berakar dalam tanah dihitung dalam kuadrat dan merupakan data pengamatan. (observed). Data harapan dihitung dengan rumus Poison yang hanya memerlukan jumlah  rata rata tumbuhan per kuadrat. Perbedaan antara data pengamatan daengan data harapan dinalisis dengan chi square. Contoh perhitungan dengan analisis Poison untuk setiap spesies adalah sebagai berikut:




Tabel  3   : Analisis  pola penyebaran spesies dengan menggunakan rumus Poison
Jumlah tumbuhan per kuadrat
Pengamatan jumlah kuadrat dengan x tumbuhan
Haraopan
Jumlah kuadrat dengan x tumbuhan  = e -m  (mx /X!) (100)
X2  
(Pengamatan –Harapan) 2
             Harapan
0
13
21.0
3.0
1
51
32.8
10.1
2
23
25.6
0.3
3
3
13.3
8.0
4
           0         10
5.20
-
5
10
1.60
1.5
Total
100
99.5
Σχ 2=22.9

Analisis  dengan menggunakan kuadrat acak ini memerlukan minimal 100 kuadrat yang diletakan secara acak. Ukuran plot disesuikan dengan tipe life form. Tumbuhan yang dianalisis sebaiknya adalah tumbuhan yang tunggal seperti spesies Elepanthus, Tridaks procumben. Pengelompokan dengan menggunakan klas  skala B-B yang terdiri dari enam kelas
Asumsi sebaran Tumbuhan secara umum adalah mengelompok, sehingga Ho: dikatakan sebagai spesies tumbuhan X adalah tidak mengelompok. Penggunaan rumus poison memerlukan jumlah  rerata  tumbuhan per juadrat (m), bilangan konstanta e = 2,7183, sehingga  e -m  = 0,21
Berdasarkan harga Σχ 2=22.9 dokonfirmasikan dengan tabel χ 2 dengan derajad bebas 3 = 11,34, maka nilai χ 2 hitung =22.9> χ 2 tabel = 11,34. Ho ditolak, artinya HA diterima berarti tumbuhan tsb hidup secara mengelompok.
b. menggunakan metode jarak
   Metode jarak dapat digunakan dalam perhitungan pola dengan tidak menggunakan plot. Jarak antara tumbuhan yang salaing berdekatan dihitung dan akan dipelajari dalam teknik sampling pada bab kemudian.


c. Frekuensi
Frekuensi dapat digunakan untuk menaksir pola, dimana frekuensi adalah jumlah kuadrat yang berisi spesies tumbuhan tertentu. Jika ada 50 kuadrat yang ditempatkan dilapangan area pengamatan dan 25 diantaranya ditandai dengan hadirnya spesies tertentu maka frekuensi tumbuhan tersebut adalah 50%.
Berdasarkan densitas dan frekuensi dapat juga digunakan sebagai prediksi untuk pola spesies tumbuhan. Sebagai contoh adalah jika angka densitas tinngi dan frekuensi rendah maka dapat diasumsikan bahwa tumbuhan tersebut adalah mengelompok, demian juga sebaliknya. Tetapi penggunakan densitas dan frekuensi adalah ukuran yang tidak independen karena masih ada faktor lain yaitu luas kuadrat yang digunakan berpengaruh terhadap frekuensi yang hadir dalam kuadrat. 

2.5 Demografi Tumbuhan
Demografi tumbuhan adalah perubahan dalam ukuran populasi  menurut waktu. Demografi dapat dipelajari dengan cara menentukan laju kelahiran, dan kematian tiap umur dalam populasi . Melalui demografi dapat diproyeksikan  lama hidup suatu tumbuhan, kapan bereproduksi, seberapa banyak jumlah anak, serta perubahan yang terjadi dalam populasi dalam satuan waktu tertentu.
Demografi tumbuhan dapat dikaji dengan memakai model waktu kontinu atau model matriks untuk mengungkapkan konsekuensi variasi dalam laju kelahiran dan laju kematian suatu populasi.
Model Continuous Time adalah model yang digunakan untuk menentukan jumlah tumbuhan yang ada dalam beberapa waktu mendatang. Pada model ini individu berkembang tidak dibatasi oleh lingkungan seperti kompetisi dan keterbatasan akan suplai makanan. Laju perubahan populasi dapat dihitung jika banyaknya kelahiran, kematian dan migrasi diketahui. Prediksi bahwa jumlah populasi akan tumbuh secara kontinu  pertama kali dicetuskan oleh Malthus (1798).


Model Kontinu dapat diakumulasikan menggunakan persamaan :
Nt+1= Nt + B+I-D-E
Nt      : jumlah populasi tumbuhan yang ada dalam waktu t.
B       : jumlah kelahiran per satuan waktu
I         : jumlah kedatangan per satuan waktu
D       : jumlah kematian persatuan waktu
E        : jumlah populasi yang keluar per satuan waktu.

 Model Matriks
Model matriks adalah suatu model yang mengijinkan penentuan pertumbuhan populasi dalam tumbuhan dengan perhitungan periode waktu tegas, dan fase yang dapat ditentukan dari searah hidup tumbuhan.
·           Matriks Kolom 
 Matriks kolom adalah matriks yang hanya terdiri dari satu kolom ,sedangkan matriks baris adalah matriks yang hanya terdiri dari satu baris.Misalnya, jumlah biji (N_ ), dalam bank biji. Jumlah tumbuhan dalam bentuk roset (N_ ) dan jumlah tumbuhan dalam fase berbunga (N+  )
·           Matriks Transisi
 Suatu matriks transisi untuk tiga stadia pertumbuhan adalah bentuk segi empat dan terdiri atas grup nilai probabilitas yang menyajikan perubahan di mana tumbuhan dalam stadia perkembangan tertentu akan sampai stadia perkembangan berbeda ( tetap tinggal sama ) selama waktu antara tanggal sensus populasi.


0 komentar:

Posting Komentar